About Me

My photo
JAKARTA, Indonesia
Jadilah pihak yang selalu optimis dan berusaha untuk melihat kesempatan di setiap kegagalan. Jangan bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan di setiap kesempatan. Orang optimis melihat donat, sedangkan orang pesimis melihat lubangnya saja. Anda dapat mengembangkan keberhasilan dari setiap kegagalan. Keputusasaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan menuju keberhasilan. Tidak ada elemen lain yang begitu berharga bagi Anda jika saja Anda mau mempelajari dan mengusahakannya bekerja untuk Anda. Pandanglah setiap masalah sebagai kesempatan. Hanya bila cuaca cukup gelaplah Anda bisa melihat bintang.

Saturday, August 28, 2010

"POWER OF LOVE"


"seseorang yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang, maka dia akan rela berkorban apapun untuk yang dicintanya, karena kekuatan cinta sangat dahsyat yang mampu menerjang pagar-pagar kokoh yang menghadangnya"



Cinta dan kasih sayang adalah karunia indah yang diberikan allah kepada setiap makhluknya, berkat curahan cinta seseorang rela berkorban melakukan manfaat apapun untuk yang dicintainya meskipun itu sangat berat dan banyak onak dan duri. Seseorang yang benar-benar cinta pada tubuhnya maka ia akan rela meninggalkan rokoknya, seseorang yang cinta pada orang tuanya maka ia akan manfaatkan dengan baik uang yang diamanahkan padanya, cinta pada ilmu maka ia akan belajar dengan sungguh-sungguh. Begitulah the power of love yang seharusnya kita pahami dan ditanamkan pada diri kita, sehingga dapat dibayangkan betapa manisnya menapaki kehidupan dengan pengorbanan cinta. menuntut ilmu dengan cinta, membelanjakan uang dari orang tua dengan cinta, dan menjaga tubuh dari bahayanya asap nikotin karena cinta.



Cinta kepada allah-lah merupakan cinta tertinggi dari sekian banyak cabang cinta yang ada didunia ini. yang dapat menyingkirkan dan mengalahkan cinta-cinta yang lain. Kecintaan yang tiada lawan bandingnya.



Seorang sufi wanita dari Basrah yaitu Rabi'ah Al- Adawiyah pernah berkata ketika beliau berziarah ke makam Rasulullah Saw. : "Maafkan aku ya Rasul, bukan aku tidak mencintaimu, akan tetapi hatiku telah tertutup untuk cinta yang lain, karena telah penuh cintaku kepada Allah Swt".

Begitulah the power of love seorang Rabiah Al-Adawiyah kepada allah yang kekuatanya mampu mengalahkan cinta-cinta lain, kecintaaan yang paling tertinggi kepada sang maha pemilik cinta. akan tetapi bukan berarti tidak dibenarkan cinta pada yang lain. Karena cinta kepada rasul, cinta kepada istri, cinta kepada hewan, cinta kepada harta, cinta kepada teman-teman adalah merupakan suatu bentuk cinta kepada allah. Dan dia adalah tempat berpusatnya cinta. (Center of the love)



Sewaktu masih kecil Husain cucu Rasulullah Saw. bertaya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: "Apakah ayah mencintai Allah?" Ali ra menjawab, "Ya". Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah ayah mencintai kakek dari Ibu?" Ali ra kembali menjawab, "Ya". Husain bertanya lagi: "Apakah ayah mencintai Ibuku?" Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya". Husain kecil kembali bertanya: "Apakah ayah mencintaiku?" Ali menjawab, "Ya". Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?" Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu sungguh hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah". Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.



Kecintaan seseorang kepada keluarga, harta, kedudukan adalah suatu yang lumrah, siapapun akan berkorban untuk menjaga keluarganya, hartanya, dan kedudukanya dikarenakan besarnya rasa cinta. akan tetapi waspadalah akan kecintaan terhadap mereka, jangan sampai menjauhkan atau bahkan sampai melupakan cintanya kepada allah sang pemilik cinta yang hakiki. Kecintaan yang harus lebih diunggulkan dari pada cinta yang lain, dan ini adalah merupakan tolak ukur mengenai keimanan seseorang. Nabi Saw pernah bersabda;



"Belum sempurna imam seseorang itu hingga ia Mencintai Allah dan Rasulnya melebihi cintanya dari pada yang lain".

Seseorang yang mencintai allah maka dia juga akan mencintai makhluk yang lain, karena cinta kepada allah tidak akan membuat seseorang merusak cintanya kepada yang lain justru malah sebaliknya akan sangat mencintainya karena allah. Akan tetapi cinta yang berlebihan kepada makhluk bisa jadi melupakan akan cinta kepada allah.



Jadi teringat sepenggal nasehat Aa Gym dalam ceramahnya, "hati-hati jika mencintai makhluk, jangan sampai karena hadirnya makhluk cintamu kepada Sang pencipta makhluk menjadi berkurang, karena suatu saat nanti makhluk yang kamu cintai itu bisa saja diambil dari sisi kamu"

Teman pembaca sekalian, jadi mari, dan silahkanlah bercinta dan mencintai, cinta yang segalanya hanya karena sang pemilik cinta. Cinta yang bernilai ibadah jika disandarkan karena cinta kepadanya. Dan dia adalah cinta yang lebih berharga dari pada dunia beserta isinya.



"Ya Allah karuniakanlah kepada kami kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diri kami pada kecintaan-Mu. Jadikanlah dzat-Mu lebih kami cintai dari pada air yang dingin bagi orang yang dahaga." Wallahu a'lam.

KESEPIAN PALING BURUK

Istilah tidak nyaman dengan diri sendiri mengingatkan Shinichi Kudo kepada pendapat yang menyatakan bahwa kadangkala seseorang lebih tidak pemaaf pada diri sendiri, dibanding pada orang lain. Bila orang lain salah melakukan sesuatu, Shinichi menganggapnya biasa saja, tak perlu disesali. Tetapi bila dirinya yang melakukannya, justru tidak termaafkan.

Contoh sederhana adalah membeli celana yang salah. Karena Shinichi males mencoba saat membeli celana panjang di toko, saat sampai rumah, barulah Shinichi menyadari bahwa celana itu kekecilan. Alhasil uang Shinichi terbuang percuma. Ujung-ujungnya Shinichi marah-marah kepada diri sendiri, mengapa waktu itu tidak dicoba dulu.

Tetapi bila hal itu terjadi pada teman, Shinichi hanya tertawa dan menyarankan untuk membeli celana lagi. Pemecahan sederhana buat orang lain, tetapi rumit bagi Shinichi.

Ketidaknyamanan terhadap diri sendiri diantaranya adalah terhadap kelemahan-kelemahan Shinichi. Kadangkala Shinichi sulit menerima kelemahan pada diri Shinichi, baik bersifat fisik maaupun kelemahan yang bersifat non fisik.

Bila Shinichi seorang pelupa, Shinichi bisa saja sering menyalahkan diri sendiri karena lupa menaruh barang-barang atau ketinggalan barang di sebuah tempat umum. Untuk kasus pelupa ini sebenarnya Shinichi bisa meminimalkan dampaknya, misalnya dengan menyimpan barang pada tempat yang tetap atau tidak meletakkan barang pada saat Shinichi berada di tempat umum.

Misalnya bila Shinichi ada di toilet umum, sebagai seorang pelupa sebaiknya Shinichi menghindari melepas jam tangan dan meletakkan di wastafel. Lebih baik dikantongin saja. Demikian juga bila bertamu ke rumah teman, sebaiknya HP tidak perlu ditaruh di meja, cukup masuk kantong saja.

Ketidaknyamanan fisik seperti tubuh yang tidak ideal adalah satu sumber yang sangat mudah untuk dijadikan alasan untuk tidak menerima diri sendiri. Pada kenyataannya seorang yang tubuhnya tidak ideal, tidak lalu kelihatan tidak menarik.

Seseorang yang menerima dirinya sendiri dan sadar bahwa dia memiliki hal lain yang lebih menarik, akan kelihatan menawan. Keceriaan dan kesediaan berdamai dengan diri sendiri, membuat orang lain nyaman berada di dekatnya. Sayangnya sikap seperti itu mudah diucapkan, tetapi tidak selalu mudah dalam prakteknya. Karenanya Shinichi sangat terkesan orang-orang yang mampu mencapainya. Gimana caranya yach, mereka bisa seperti itu ?

Tuesday, August 24, 2010

HARAPAN ADALAH HAK

Ketika orang tersungkur dalam fase-fase kehidupannya. Dan kadang merasa sendiri. Terlempar dari roda kemanusiaan Ia masih punya pegangan. Arah bagi kelangsungan perjalanannya. Ia adalah harapan. Tak ada yang lebih terang cahayanya dari harapan.

Setiap manusia berhak untuk harapan-harpan dalam hidupnya. Menumbuhkan, menghidupi dan menjumpai harapan-harapan itu.

Meski kadang seperti fatamorgana, tetapi ia tetap pedoman yang penting bagi arah perubahan dalam hidup. Katakanlah menjadi pamandu arah jalan kita.

Seorang antropolog suatu kali bermain-main dengan sebuah gagasan dan menulis Optimism, and Biology of Hope, yang mewakili perkataan: barangkali dalam zat-zat terdasar kesadaran kita, sejak nenek moyang, harapan sudah diikatkan. Untuk survival.

Dengan begitu tak ada seorangpun yang bisa menghalangi manusia untuk berharap. Berharap pada apapun, berharap pada perbaikan kualitas hidupnya. Karena, sebagaimana mimpi-mimpi, harapan adalah kekuatan,yang bisa menjadi daya bagi setiap manusia.

Karena itu jangan berhenti berharap

SAUDARIKU YANG SEDANG DALAM MASA PENANTIAN

Saudariku,,, ,yang sedang dalam masa penantiannya

ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini…
jika menurut teman-teman, baik…maka ambillah…
dan jika menurut teman-teman, buruk…maka tinggalkanlah….

saudariku…muslimah…

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau…
begitu menentramkan…

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya….tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….

hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah…yang dapat memetiknya…
yang dapat meraih pesonanya…
dengan harga mahal yang teramat suci…
sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…

karena itu…sebelum saatmu tiba….sebelum orang terpilih itu datang dan menggandengmu dalam istananya…
janganlah engkau biarkan dirimu layu sebelum masanya…
jangan kau biarkan serigala liar menjadikanmu bahan permainan dalam keisengannya…
jangan kau biarkan kumbang berebutan menghisap madumu…
jangan kau biarkan mereka mengintipmu diam-diam…dan menikmati pesonamu dalam kesendiriannya….


Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta…

Ya…atas nama cinta…


Kau tau saudariku…??

Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….
Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….
Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…
Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…
Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…

Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…

Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….

Ya saudariku….ukhty fillah…

Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…



Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya
Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau….

Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….
Buat jarak yang demikian lebar padanya….

jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu…

Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…
Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…
biarlah sakit ini untuk sementara waktu…
biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan…

Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita…
Kalian sendiri…

Saudariku…. tentunya sudah mengerti dan paham…
bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta…
jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu…
jika ia dekat…kita merasa sakit…karena takut kehilangan….

padahal…ia belum halal untukmu…dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal…

karena itu…jauhilah ia…
jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu….dan kemudian mengusik hatimu…
jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta…

maka…bayangkanlah keadaan ini…tentang suamimu kelak.
sahabatku…
sukakah engkau..??
apabila saat ini ternyata suamimu (kelak) sedang memikirkan wanita yang itu bukan engkau..???

sukakah engkau..??
bila ternyata suamimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab…tertawa riang…becanda…
saling menatap…
saling menggoda…
saling mencubit…
saling memandang dengan sangat…
saling menyentuh…???
dan bahkan lebih dari itu…??

sukakah engkau saudariku…??

sukakah engkau bila ternyata saat ini suamimu (kelak) sedang jalan bersama gadis lain yang itu bukan engkau…??
sukakah engkau…??
bila saat ini suamimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya…??
tengah disibukkan oleh rencana-rencana…apa saja yang akan ia lakukan bersama gadis itu…??

tidak cemburukah engkau temanku..??
bila saat ini suamimu (kelak) sedang makan bareng bersama gadis lain…atau bahkan segerombolan gadis lain..?
suamimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh gadis-gadis. .
suamimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra…
suamimu (kelak) saat ini sedang dicurhatin gadis-gadis… yang berkata…”aku tak bisa jika sehari tak mengobrol denganmu…”

tidak cemburukah…??

tidak terasa bagaimanakah. .
jika suamimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan…
bercengkrama. .
bercerita tentang masa depannya…
dengan gadis lain yang bukan engkau…???

sukakah engkau kiranya suamimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan gadis tersebut…??
menangis untuk gadis tersebut…??
dan berkata dengan hati hancur…”aku sangat mencintamu…aku sangat mencintaimu…???”
tidak patah hatikah engkau…???
sukakakah engkau bila suamimu (kelak ) berkata pada gadis lain..”tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau…??”
menyebut gadis tersebut dalam doanya…
memohon pada Allah supaya gadis tersebut menjadi istrinya…

dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi istrinya…dan bukan gadis tersebut…???

jika engkau tidak suka akan hal itu…
jika engkau merasa cemburu….
maka demikian halnya dengan suamimu (kelak)…

dan…Allah jauh lebih cemburu daripada suamimu….
Allah lebih cemburu…saudariku…
melihat engkau sendirian…namun pikirannmu enggan berpindah dari laki-laki yang telah mengusik hatimu tersebut….


saudariku….kalian percaya takdir bukan..?

apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama…
maka…

sejauh apapun mereka…
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi…
sebesar apapun beda diantara mereka…
sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya…

meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya…
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya…
meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa…

PASTI tetap saja mereka akan bersatu….
seakan ada magnet yang menarik mereka…
akan ada hal yang datang…untuk menyatukan mereka berdua….
akan ada suatu kejadian…yang membuat mereka saling mendekat…dan akhirnya bersatu…

namun…

apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh…
maka…
sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat…
sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya…
sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua…
sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya…
sedekat apapun…

PASTI…akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh…
ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok…
ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik….
ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu…

bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan…



namun…yang perlu dicatat disini adalah…
yakinlah…bahwa yang diberikan oleh Allah…
yakinlah…bahwa yang digariskan oleh Allah…
yakinlah…bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..
adalah…yang terbaik untuk kita….
adalah….yang paling sesuai untuk kita…
adalah…yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,

karena Dialah…yang paling mengerti kita…lebih dari kita sendiri…
Dialah…yang paling menyayangi kita…
Dialah…yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita…
sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya…dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita…

dan….yang perlu kita catat juga adalah…
JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN…ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA….NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA…KITA PANTAS…KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT…
KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK…SAUDARIKU….
LEBIH BAIK….

meskipun saat ini…mata manusia kita tidak memahaminya…
meskipun saat itu…perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata…
meskipun saat itu…otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk….

Tidak…jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk….bahwa engkau tidak pantas….
karena kelak…engkau akan menyadarinya…
engkau akan menyadarinya perlahan…bahwa apa yang telah hilang darimu….bahwa apa yang tidak engkau dapatkan….bukanlah yang terbaik untukmu…bukanlah yang pantas untukmu…bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu….



karena itu…saudariku…
jangan mubazirkan perasaanmu…air matamu…
jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan…
jangan kau umbar semua kekuranganmu…jangan kau ceritakan semuanya…
jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya…jika engkau mencintainya…
karena belum tentu dia adalah jodohmu…
pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok…
karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian…

maka…memohonlah padaNya…
mintalah padanya diberikan petunjuk…dan dijauhkan dari segala godaan yang ada…
karena…cinta sebelum pernikahan…pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat…


apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???
kemudian saudariku….
Apakah kalian merasa khawatir…???
Apakah kalian sering merasa iri melihat gadis-gadis lain yang banyak yang mencintai…banyak yang melamar…banyak yang menginginkannya…??
Pernahkan terlintas rasa iri tersebut pada kalian…???
Atau sekedar ungkapan…”hmm…enak ya..kamu…punya banyak temen laki-laki….”
“hmm..kamu sih enak…banyak yang mau…tinggal milih…?”

Saudariku…ketahuilah….
Kelak…kita hanya akan memiliki satu orang suami…
Hanya satu saudariku…atau kadang lebih…jika cerai dan menikah lagi…namun saat yang bersamaan…kita hanya akan punya satu suami bukan,,,,???
Jadi seberapa banyak pun laki-laki yang menyukai kita..
Seberapa banyak teman laki-laki kita…
Seberapa banyak kenalan kita….
Pada akhirnya kita hanya akan menikah dengan satu orang laki-laki…
Pada akhirnya kita hanya akan jadi milik satu orang laki-laki…

Dan…percayalah…semua itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman laki-laki

sama sekali tidak…
karena jika wanita yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya…
karena wanita yang terjaga adalah wanita yang banyak didamba oleh seorang ikhwan sejati…
jadi…jagalah dirimu…hatimu…kehormatanmu…sebelum saatnya tiba…

perbanyak bekalmu…dan doamu…
yakinlah…bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu…
amien…


*Ya Allah…karuniakanlah kami seorang pasangan yang sholeh/a…
yang menjaga dirinya…
yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya…
yang senantiasa memperbaiki dirinya…
yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah…
yang baik akhlaknya…
yang menerima kami apa adanya…
yang membimbing kami dengan lemah lembut…
yang akan membawa kami menuju JannahMu Ya Rabb…

kabulkan ya Allah…
amien…
dan segerakanlah…karena hati kami teramat lemah…dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat…

PINTU DARURAT


Setiap pasangan suami istri tentu mendambakan kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagian lahir dan bathin. Karena kehidupan seperti itulah yang menjadi salah satu tujuan pernikahan.

Namun, pada kenyataannya tidak semua keluarga meraih cita-cita yang satu ini. Mungkin, dalam masa-masa awal mereka bisa merasakan kebahagian, tapi biasanya kebahagian itu justru hanya berlangsung sebentar, kalau setiap individu tidak mampu bersikap toleran terhadap pasangannya.

Menurut Prof. Dr. H. Dadang Hawari, masa-masa awal dalam membina rumah tangga biasanya merupakan masa yang rentan terhadap perceraian. Beliau berpendapat, lima tahun pertama dalam kehidupan sebuah rumah tangga merupakan masa-masa yang kritis. Jika dalam lima tahun pertama setiap pasangan dapat melewati dengan mudah insya Allah tahun-tahun berikutnya bisa dilewati dengan lebih mudah.

Mengapa demikian? Masa-masa awal kehidupan rumah tangga merupakan masa pengenalan pasangan kita sesungguhnya. Pada masa pacaran, setiap orang tentu menunjukan sikap terbaiknya, dan menyembunyikan sifat-sifat buruknya yang diyakini dapat mengganggu hubungan percintaan mereka, sehingga setiap individu hanya mampu melihat sisi baik dari calon pasangan hidupnya itu.

Ketika keduanya memasuki jenjang pernikahan, satu persatu sifat-sifat yang selama ini mereka tutupi mulai terbuka. Bagi sebagian orang, hal itu mungkin tidak menimbulkan masalah serius. Dengan komitmen yang kuat di antara mereka, dengan mudahnya hal-hal seperti itu mereka hadapi dengan penuh toleransi. Akan tetapi bagi orang lain, terbuka sifat-sifat yang kurang bisa ia terima dari pasangannya, bisa menimbulkan shock dan tekanan psikologis yang besar. Pada saat itulah bulan madu yang indah perlahan mulai memudarmenjadi hari-hari panjang yang penuh dengan tekanan.

Jika sudah demikian, apalagi yang terlintas dalam setiap pasangan selain bercerai? Perceraian memang menjadi jalan satu-satunya bagi orang-orang yang tidak mampu berdamai dengan dirinya sendiri, dan terpenjara dalam egonya yang besar.

Padahal, dalam situasi seperti ini, sesungguhnya perceraian masih dapat dihindari, kalau setiap individu mau bersikap toleran, menerima kekurangan pasangannya masing-masing dan berusaha secara bersama-sama memperbaiki diri.

Jika kekurangan pasangan kita itu bukanlah sesuatu yang sangat prinsipil, hendaknya kita berusaha mempertahankan pernikahan suci itu. Lihatlah kekurangan kita sendiri, niscaya kita menyadari, betapa pasangan kita pun harus rela menerima kekurangan yang kita miliki. Apakah kita mengira bahwa pasangan tidak memerlukan perjuangan dan pengorbanan keras untuk menerima kekurangan kita? Tentu saja ia pun harus mengorbankan egonya sendiri untuk menerima kekurangan kita. Kalau begitu, mengapa kita tidak mampu mengorbankan sedikit kepentingan kita untuk menerima kekurangan yang tidak prisipil tadi?

Dalam Islam, perceraian memang dibolehkan, terutama dalam keadaan yang sangat memaksa atau darurat. Misalnya, kalau pasangan yang kita nikahi ternyata suka menyiksa dan menimbulkan penderitaan fisik, atau ia hendak mengajak kita untuk keluar dari agama Allah atau hal-hal yang banyak mudharatnya dan tidak bisa diperbaiki lagi. Pada saat inilah perceraian menjadi pintu darurat yang boleh kita lalui.

Akan tetapi, jika persoalan yang kita hadapi hanyalah masalah-masalah sepele dan bukan prinsipil, untuk apa kita berkeras hati untuk bercerai? Mengapa kita tidak berusaha untuk memperbaikinya? Jika masih ada pintu lain yang penuh pahala dan rahmat, mengapa kita harus membuka pintu darurat yang dibenci Allah? Cerai adalah pintu darurat yang dibenci Allah.

Rasullah SAW bersabda, “perkara halal yang paling dibenci Allah ialah talak (perceraian)” (H.R. Abu Daud dan Ahmad)